JAKARTA PEST CONTROL adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan Pest Control dan Termite Control. JAKARTA PEST CONTROL dibentuk tahun 2010, walaupun baru berdiri tetapi sumber daya manusia, peralatan serta tekhnik pengendalian bisa disejajarkan dengan perusahaan Pest Control dan Termite Control terkemuka di Indonesia.
Hal ini terbukti dengan
diberikannya kesempatan dan kepercayaan rutin oleh beberapa perusahaan untuk
menangani permasalahan hama di tempatnya. Kepercayaan yang diberikan tidak terlepas dari dukungan sumber daya manusia
yang handal dan mempunyai pengalaman bertahun tahun dibidang pengendalian hama.
Pelayanan yang kami berikan mengacu kepada IPM (Integrated
Pest Management) atau pengendalian hama terpadu sehingga memberikan rasa aman
baik manusia, binatang, harta benda serta lingkungan, dan tidak mengganggu ,
melukai atau mematikan hama bukan sasaran.
Cakupan pelayanan Jakarta Pest Control meliputi area :
Hunian/Perumahan
Meliputi rumah tinggal, villa & unit apartemen.
Komersial
Meliputi hotel, gedung, apartemen, perkantoran,
restaurant, supermarket, sarana pendidikan, sarana kesehatan dll.
Industri
Meliputi gudang, kontainer, pabrik pengolahan makanan &
non makanan dll.
Jenis pelayanan Jakarta Pest Control sebagai berikut :
• Integrated
Insect Management
Pengendalian secara terpadu pada serangga meliputi serangga
terbang (lalat, nyamuk dll) dan serangga merayap (kecoa, semut, , laba-laba
dll).
• Integrated
Rodent Management
Pengendalian secara terpadu pada tikus meliputi tikus got,
tikus atap & tikus rumah.
• Integrated
Pest Management
Pengendalian secara terpadu pada tikus & serangga.
Integrated Termite
Management
Pengendalian rayap secara terpadu, berupa :
A. Chemical Barrier System
(CBS)
Pengendalian rayap dengan sistem injeksi & penyemprotan
untuk bangunan yang belum jadi
(pre-construction) dan yang sudah jadi (post-construction).
Metode Chemical Barrier System (CBS) ditujukan untuk :
a. Untuk bangunan yang belum dibangun (Pre-Construction Building)
b. Untuk bangunan yang sudah dibangun (Post-Construction Building)
Cakupan hama : Semua Jenis Rayap Tanah (Subterranean Termites)
PROSEDUR PEKERJAAN
Prosedur pekerjaan tersebut akan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Pre- Construction
a. Foundation Treatment (Pondasi)
Ditujukan untuk membuat lapisan penghalang agar koloni rayap di bawah tanah tidak bisa masuk ke bangunan melalui pondasi/lantai.
Tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :
i. Dilakukan penyemprotan ke dalam galian pondasi dan dinding pondasi sebanyak + 5 liter/m2.
ii. Dilakukan penyemprotan pada tanah urug setelah pondasi terpasang secara bertahap hingga seluruh pondasi tertutup oleh tanah urug.
b. Soil Treatment (Lantai tanah)
Ditujukan untuk melindungi seluruh lantai bangunan dari kemungkinan naiknya rayap ke atas di kemudian hari.
Tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :
i. Penyemprotan dilakukan setelah proses urugan tanah selesai dan diratakan untuk membuat lantai kerja. Penyemprotan juga bisa dilakukan saat tanah urug sudah ditimbun dengan pasir lantai kerja.
ii. Dilakukan penyemprotan pada lapisan teratas tanah urug pada lantai bangunan sebanyak + 5 liter/m2.
c. Wood Treatment (Kayu)
Ditujukan untuk melapisi kayu dengan termitisida sebelum di-finishing untuk mencegah adanya serangan di kemudian hari.
Tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :
i. Dilakukan pelaburan/penyemprotan termitisida pada seluruh kusen kayu yang belum di cat pada bangunan, sesuai tahapan pembangunan.
ii. Dilakukan pelaburan/penyemprotan termitisida pada seluruh kayu struktur atap yaitu pada kuda-kuda dan plafon sebelum dipasang dengan tujuan agar pelaburan/penyemprotan dapat lebih menyeluruh.
iii. Larutan termitisida yang akan disemprotkan pada kayu itu sebanyak 0,3 ltr/m2.
2. Post-Construction
a. Foundation Treatment (Pondasi)
Ditujukan untuk membuat lapisan penghalang agar koloni rayap di bawah tanah tidak bisa masuk ke bangunan melalui pondasi/lantai.
Tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :
i. Dilakukan pengeboran lantai (diameter 8 mm) pada kedua sisi dari dinding pondasi setiap 30-40 cm, dengan 5 ltr larutan/m1 sesuai kondisi di lapangan.
ii. Larutan termitisida kemudian diinjeksikan ke tiap lubang ±(2 liter) sehingga membentuk ikatan lapisan penghalang di dalam tanah.
iii. Dilakukan penutupan lubang dengan semen berwarna serupa dengan warna lantai.
b. Soil Treatment (Lantai tanah)
Ditujukan untuk melindungi seluruh lantai bangunan dari kemungkinan naiknya rayap ke atas di kemudian hari.
Tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :
i. Penyemprotan dilakukan setelah proses urugan tanah selesai dan diratakan untuk membuat lantai kerja. Penyemprotan juga bisa dilakukan saat tanah urug sudah ditimbun dengan pasir lantai kerja.
ii. Dilakukan penyemprotan pada lapisan teratas tanah urug pada lantai bangunan sebanyak + 5 liter/m2.
c. Wood Treatment (Kayu)
Ditujukan untuk melapisi kayu dengan termitisida sebelum di-finishing untuk mencegah adanya serangan di kemudian hari.
Tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :
i. Dilakukan pelaburan/penyemprotan termitisida pada seluruh kusen kayu yang belum di cat pada bangunan, sesuai tahapan pembangunan.
ii. Dilakukan pelaburan/penyemprotan termitisida pada seluruh kayu struktur atap yaitu pada kuda-kuda dan plafon sebelum dipasang dengan tujuan agar pelaburan/penyemprotan dapat lebih menyeluruh.
iii. Larutan termitisida yang akan disemprotkan pada kayu itu sebanyak 0,3 ltr/m2.
B. Termite Baiting System
(TBS)
Pengendalian rayap dengan sistem pengumpanan yang dapat
menuntaskan seluruh koloni rayap di bawah tanah.
Di Indonesia pada umumnya ada tiga jenis rayap tanah yang paling sering menyerang bangunan antara lain rayap tanah jenis macrotermes, microtermes, dan coptotermes. Rayap tanah hidup dan berkembang biak optimal didalam tanah pada kedalaman 1 – 2 meter. Rayap membangun kerajaannya dengan cara berkoloni dan hidup secara berkasta. Kasta tertinggi adalah ratu dan raja, tentara, dan pekerja merupakan kasta terendah. Kasta pekerja yang bertugas merawat dan memberi makan kasta-kasta lain dalam satu koloni. Sifat transfer makanan dari rayap satu ke ribuan rayap lainnya adalah cara kerja mereka sehingga meyebabkan kecepatan kerusakan terhadap bahan bahan yang mengandung sellulosa seperti, kayu, kertas karpet, kabel dll yang merupakan makanan pokok rayap. Tingkat kerusakan dan daya jelajah dari tiga jenis rayap tanah yang paling hebat adalah jenis Coptotermes. Berdasarkan hasil survey dan kondisi bangunan yang sudah terinfestasi rayap maka kami merekomendasikan tindakan pengendalian dengan sistem pengumpan ( Termite baiting system ).
Adapun keuntungan dari TBS ini sehingga kami merekomendasikan dengan system tersebut adalah :
- Termite Baiting System tidak akan mengganggu atau merubah struktur bangunan yang ditempati. Dengan sistem ini tidak perlu melakukan pengeboran pada interior maupun exterior.
- Termite Baiting System tidak hanya membentengi bangunan dari serangan rayap, namun dapat memusnahkan koloni rayap.
- Dapat memberikan proteksi dari serangan rayap selama mungkin.
- System ini sangat cocok untuk highrise building.
METODE PELAKSANAAN TERMITE BAITING SYSTEM
Metode : Termite Baiting System (TBS) dengan menggunakan metode pengumpanan.
Cakupan hama : Rayap Tanah (Subterranean Termite) jenis Coptotermes Sp dan rayap jenis macro / micro.
PROSEDUR PEKERJAAN
a. Installation
Dilakukan pemasangan sistem pengumpanan pada lokasi :
• Above-Ground Station (AG)
Stasiun umpan yang dipasang langsung pada bangunan yang terserang. (hanya dipasang jika sudah ada serangan rayap aktif). Berisikan racun rayap berbentuk tissue yang disukai rayap.
• In-Ground Station (IG)
Stasiun umpan yang ditanam ke dalam tanah di sekeliling bangunan setiap ± 5-8 m. Stasiun umpan berisikan kayu umpan untuk memancing rayap yang sedang mencari makanan.
b. Monitoring
Dilakukan pemeriksaan rutin pada In-Ground Station tiap 2 minggu sekali. Jika ditemukan adanya serangan rayap aktif pada kayu umpan, maka kayu umpan diganti dengan recuit II. Monitoring juga dilakukan pada Above-Ground Station untuk memastikan apakah umpan telah termakan dan jumlah umpan masih mencukupi sampai monitoring selanjutnya. Pada saat melakukan monitoring, dilakukan pula inspeksi pada area disekitar station dan area kritikal lainnya untuk mengetahui adanya infestasi rayap baru.
c. Elimination
Dilakukan pemeriksaan rutin & penambahan tissue di dalam In-Ground & Above-Ground Station tiap 2 minggu sampai koloni rayap habis tereliminasi (umumnya 3-6 bulan)
d. Monitoring Lanjutan
Setelah proses eliminasi koloni selesai, teknisi akan tetap melakukan monitoring pada Above-Ground Station dan mengganti Recruit II pada In-Ground Station dengan WMD / kayu umpan kembali.
Jakarta Pest Control
HP : 0813.8650.1642