Sunday, September 27, 2020

Cara ampuh basmi koloni rayap

 


Sistem Injeksi Rayap

Sistem injeksi rayap ini bertujuan untuk mencegah naiknya rayap melalui dinding pondasi rumah. Sitem injeksi ini sangat cocok diterapkan untuk rumah yang masih dalam tahap pondasi agar chemical anti rayap dapat masuk langsung ke dalam tanah. Dengan sistem injeksi rayap yang diterapkan untuk rumah yang masih dalam tahap pondasi ini bisa diberikan garansi yang cukup lama (5 tahun). 

Sedangkan untuk rumah yang sudah jadi dan belum terkena rayap maka dapat dilakukan sistem injeksi rayap dengan cara pengeboran di sekeliling pondasi. Pengeboran tersebut dilakukan sampai ke dalam tanah agar chemical anti rayap dapat membentengi dinding pondasi dari serangan rayap. Diameter lubang bor sekitar 1 cm dan apabila sudah diberikan chemical anti rayap dapat ditutup kembali dengan semen.

Sistem Pengumpanan Rayap

Sistem pengumpanan rayap bertujuan untuk memeberantas total koloni rayap. Sistem pengumpanan rayap ini diterapkan pada rumah jadi yang sudah terkena serangan rayap. Umpan rayap tersebut berbentuk tissue yang mengandung hexaflumoron. Rayap yang memakan tissue tersebut akan mendistribusikan makanan tersebut ke semua koloni rayap dengan cara trofalaksis. Trofalaksis rayap adalah perilaku rayap yang apabila bertemu satu sama lainnya akan saling berciuman dan menggesekkan tubuhnya. Hal ini yang menunjang sistem pengumpanan rayap sehingga koloni rayap tersebut dapat diberantas tuntas sampai pada ratunya.

Kedua sistem pengendalian rayap memiliki tujuan yang sama yaitu membasmi rayap namun berbeda dalam penerapannya.

Rayap dalam satu koloni memiliki beberapa tugas yaitu :

1. Rayap reproduktif (raja dan ratu rayap)

Jika diperhatikan pada awal musim hujan banyak laron (rayap kasta reproduktif) yang beterbangan keluar sarangnya dan mengelilingi lampu. Aktivitas tersebut merupakan pengaruh adanya perubahan di dalam sarang (koloni) rayap.

Laron yang terbang secara acak dan berkelompok akan berusaha melepaskan sayapnya dengan jalan menggoyang-goyangkan tubuhnya dan menggerak-gerakkan sayap seperti mau terbang. Ketika sayap telah lepas aktivitas kawin akan dimulai. Sering terlihat pasangan laron yang berjalan beriringan. Laron betina berjalan di depan dan laron jantan mengikuti di belakangnya. Pasangan laron tersebut akan mencari tempat yang cocok untuk dijadikan sarang guna membangun koloni baru (proses kopulasi awal).

Beberapa jenis rayap seperti Kalotermes melakukan kopulasi setelah 10 - 12 hari, jenis Coptotermes 1 -3 hari, sedangkan jenis Macrotermes 3 - 8 hari. Setelah proses awal berjalan, ratu rayap mulai bertelur menghasilkan koloni rayap-rayap baru untuk memperbesar koloni. Ada hal unik yang terjadi pada ratu rayap yaitu umurnya bisa mencapai 20 tahun bahkan 50 tahun lebih lama dibandingkan dengan umur raja rayap. Ukuran badan ratu rayap pun lebih besar (khususnya bagian abdomen / perut) dibandingkan dengan ukuran badan raja rayap.


2. Rayap pekerja : bertugas untuk mencari makanan

Salah satu perilaku rayap adalah aktivitas jelajahnya untuk mencari makanan. Jika kita lihat ke bagian dalam sarang rayap ditemui lorong sempit yang berfungsi sebagai jalan untuk mencari makanannya. Ketika melakukan penjelajahannya, rayap cenderung akan menyembunyikan diri dan tidak senang dengan cahaya serta hidup dalam liang kembara. Sifat seperti ini disebut kriptobiotik.

Setiap jenis rayap memiliki perbedaan wilayah jelajah yang dipengaruhi oleh karakteristik rayap, kualitas habitat dan kemampuan bergerak (mobilitas) rayap. Semakin banyak sumber makanan yang tersedia di tempat hidupnya, wilayah jelajah rayap menjadi lebih sempit. Berbeda dengan tempat tinggal yang jarang sumber makanannya, rayap akan bergerak menjelajah ke tempat yang lebih luas. Karena itu tidak mengherankan jika rayap bisa beraktivitas jauh dari sarang utamanya (koloninya). Di lapangan sering ditemukan adanya serangan rayap di gedung bertingkat sampai lantai 40 padahal sarag rayap berada jauh di bawah gedung.

Rayap dapat membentuk jalur / semacam terowongan untuk naik ke atas rumah melalui celah dinding / pondasi, kusen, pipa air dan kabel listrik. Rayap dapat mengikuti jalur kabel listrik di dalam rumah / di gedung untuk mencari makanannya yaitu kayu atau yang mengandung selulosa. Aktivitas rayap akan dapat terdengar jelas pada malam hari ketika memakan kayu.


3. Rayap prajurit : bertugas untuk melindungi koloni rayap dari serangan luar seperti semut dll.

Ada tiga kelompok yang menjadai musuh alami rayap yaitu predator, parasit dan patogen. Dalam siklus hidupnya, ketika laron terbang keluar sarang merupakan saat yang rentan diserang predator dan parasit. Predator yang menyerang laron ketika terbang diantaranya burung pemakan serangga, kelelawar pemakan serangga dan capung. Selain itu, pemangsa lainnya berupa katak dan ikan. Ketika laron mendarat di permukaan tanah pun tidak lepas dari serangan predator seperti semut, kumbang, kalajengking dan laba-laba. Semut merupakan predator yang cukup ganas meyerang rayap hingga ke dalam sarang rayap. Predator rayap juga bisa berbentuk mamalia besar seperti trenggiling, tupai, landak dan beruang yang mampu membongkar sarang rayap.

Predator rayap sering melakukan penyamaran kimiawi ketika melakukan penetrasi ke sarang rayap. Contohnya serangga predator rayap yang memiliki banyak kelenjar untuk menghasilkan senyawa alkohol alifatik 3 oktanol dan 2 undekanol.

Senyawa tersebut mampu menghambat rayap melepaskan senyawa peringatan dininya ketika predator memasuki liang kembara di dalam sarang rayap. Predator semut mampu menghasilkan suatu senyawa dari mandibelnya yang menyebabkan rayap tidak bisa mengenali pemangsanya.

Ada juga beberapa jenis patogen yang mampu mematikan rayap walaupun masih dalam skala laboratorium. Patogen tersebut diantaranya jamur patogenik.

Keberadaan koloni rayap akan memberikan keuntungan terhadap lingkungan. Aktivitas mereka sangat berpengaruh terhadap komposisi mineral (kalsium, silika, besi, magnesium, dan alumunium), bahan organik, nitrogen, infiltrasi air dan produksi metana. Namun, masalah bisa muncul ketika rayap membangun sarangnya di permukaan tanah.

Dapat dikatakan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal jenis-jenis serangga yang umum kita sebut rayap. Sebutan lain yang juga umum adalah semut putih. Di Sumatera digunakan istilah anai-anai di Jawa rangas, sedangkan beberapa jenis rayap di daerah Jawa Barat disebut rinyuh, sumpiyuh. Bergantung jenisnya, panjang tubuh rayap berkisar di antara 4 - 11 mm, dan umumnya individu-individu rayap yang tak bersayap berwarna keputih-putihan. Dari sini muncul nama “semut putih”.


Pemberantasan koloni rayap

 


Laron yang terbang secara acak dan berkelompok akan berusaha melepaskan sayapnya dengan jalan menggoyang-goyangkan tubuhnya dan menggerakan sayap seperti hendak terbang. Ketika sayap telah lepas, aktifitas kawin (mencari pasangan) akan dimulai. Sering terlihat pasangan laron yang berjalan beriringan. Laron betina (calon ratu) berjalan di depan dan laron jantan (calon raja) mengikuti di belakangnya. PAsangan laron tersebut akan mencari tempat yang cocok untuk dijadikan sarang guna membangun koloni baru (proses populasi awal). 

Beberapa jenis rayap seperti kalotermes melakukan populasi setelah 10 sampai 12 hari, jenis coptothermes 1 sampai 3 hari, sedangkan jenis macrothermes 3 sampai 8 hari. Setelah mulai bertelur menghasilkan koloni rayap baru untuk memperbesar koloni. Adahal unik yhang terjadi pada ratu rayap yaitu umurnya bisa mencapai 20 tahun, bahkan 50 tahun lebih lama dibandingkan dengan umur raja rayap. Ukuran badan ratu rayap pun lebih besar (khususnya bagian abdomen atau perut) dibandingkan dengan ukuran badan raja rayap.

Sistem Injeksi Rayap

Sistem injeksi rayap ini bertujuan untuk mencegah naiknya rayap melalui dinding pondasi rumah. Sitem injeksi ini sangat cocok diterapkan untuk rumah yang masih dalam tahap pondasi agar chemical anti rayap dapat masuk langsung ke dalam tanah. Dengan sistem injeksi rayap yang diterapkan untuk rumah yang masih dalam tahap pondasi ini bisa diberikan garansi yang cukup lama (5 tahun). 

Sedangkan untuk rumah yang sudah jadi dan belum terkena rayap maka dapat dilakukan sistem injeksi rayap dengan cara pengeboran di sekeliling pondasi. Pengeboran tersebut dilakukan sampai ke dalam tanah agar chemical anti rayap dapat membentengi dinding pondasi dari serangan rayap. Diameter lubang bor sekitar 1 cm dan apabila sudah diberikan chemical anti rayap dapat ditutup kembali dengan semen.

Sistem Pengumpanan Rayap

Sistem pengumpanan rayap bertujuan untuk memeberantas total koloni rayap. Sistem pengumpanan rayap ini diterapkan pada rumah jadi yang sudah terkena serangan rayap. Umpan rayap tersebut berbentuk tissue yang mengandung hexaflumoron. Rayap yang memakan tissue tersebut akan mendistribusikan makanan tersebut ke semua koloni rayap dengan cara trofalaksis. Trofalaksis rayap adalah perilaku rayap yang apabila bertemu satu sama lainnya akan saling berciuman dan menggesekkan tubuhnya. Hal ini yang menunjang sistem pengumpanan rayap sehingga koloni rayap tersebut dapat diberantas tuntas sampai pada ratunya.


Kedua sistem pengendalian rayap memiliki tujuan yang sama yaitu membasmi rayap namun berbeda dalam penerapannya.

Umpan Rayap


 

Rayap merupakan serangga yang sudah akrab dengan manusia.Namun, rayap selalu diidentikan sebagai hama perusak bangunan, perumahan, arsip buku, tanaman dan sebagainya. Padahal pada awalnya rayap merupakan serangga yang berperan sebagai pembersih sampah alam.

Namun, setelah terganggunya habitat rayap, untuk menjaga kelangsungan hidupnya mereka mulai masuk ke pemukiman manusia guna mencari sumber makanan. Kerugian akibat serangga rayap perusak di Indonesia bisa mencapai 224 sampai 238 milyar rupiah per tahun. Berbagai cara telah dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan serangan rayap perusak, baik secara alami, mekanis, maupun kimia.

Jika kita perhatikan, pada awal musim hujan banyak laron (rayap kasta reproduktif) yang beterbangan keluar dari sarangnya dan mengelilingi lampu.Aktifitas tersebut merupakan pengaruh adanya perubahan di dalam sarang (koloni) rayap. 

Sistem Injeksi Rayap

Sistem injeksi rayap ini bertujuan untuk mencegah naiknya rayap melalui dinding pondasi rumah. Sitem injeksi ini sangat cocok diterapkan untuk rumah yang masih dalam tahap pondasi agar chemical anti rayap dapat masuk langsung ke dalam tanah. Dengan sistem injeksi rayap yang diterapkan untuk rumah yang masih dalam tahap pondasi ini bisa diberikan garansi yang cukup lama (5 tahun). 

Sedangkan untuk rumah yang sudah jadi dan belum terkena rayap maka dapat dilakukan sistem injeksi rayap dengan cara pengeboran di sekeliling pondasi. Pengeboran tersebut dilakukan sampai ke dalam tanah agar chemical anti rayap dapat membentengi dinding pondasi dari serangan rayap. Diameter lubang bor sekitar 1 cm dan apabila sudah diberikan chemical anti rayap dapat ditutup kembali dengan semen.

Sistem Pengumpanan Rayap

Sistem pengumpanan rayap bertujuan untuk memeberantas total koloni rayap. Sistem pengumpanan rayap ini diterapkan pada rumah jadi yang sudah terkena serangan rayap. Umpan rayap tersebut berbentuk tissue yang mengandung hexaflumoron. Rayap yang memakan tissue tersebut akan mendistribusikan makanan tersebut ke semua koloni rayap dengan cara trofalaksis. Trofalaksis rayap adalah perilaku rayap yang apabila bertemu satu sama lainnya akan saling berciuman dan menggesekkan tubuhnya. Hal ini yang menunjang sistem pengumpanan rayap sehingga koloni rayap tersebut dapat diberantas tuntas sampai pada ratunya.

Kedua sistem pengendalian rayap memiliki tujuan yang sama yaitu membasmi rayap namun berbeda dalam penerapannya.

Monday, May 13, 2019

Cara Memberantas Rayap


CV Jakarta Inti Nusa adalah perusahaan jasa anti rayap dan pest control. Area pelayanan kami mencakup sekitar Jabodetabek. Kami memberikan jasa anti rayap dengan sistem injeksi rayap dan sistem pengumpanan rayap. Berikut ini kami berikan penjelasan mengenai sistem injeksi rayap dan sistem pengumpanan rayap tersebut

Sistem Injeksi Rayap


Sistem injeksi rayap ini bertujuan untuk mencegah naiknya rayap melalui dinding pondasi rumah. Sitem injeksi ini sangat cocok diterapkan untuk rumah yang masih dalam tahap pondasi agar chemical anti rayap dapat masuk langsung ke dalam tanah. Dengan sistem injeksi rayap yang diterapkan untuk rumah yang masih dalam tahap pondasi ini bisa diberikan garansi yang cukup lama (5 tahun). 

Sedangkan untuk rumah yang sudah jadi dan belum terkena rayap maka dapat dilakukan sistem injeksi rayap dengan cara pengeboran di sekeliling pondasi. Pengeboran tersebut dilakukan sampai ke dalam tanah agar chemical anti rayap dapat membentengi dinding pondasi dari serangan rayap. Diameter lubang bor sekitar 1 cm dan apabila sudah diberikan chemical anti rayap dapat ditutup kembali dengan semen.

Sistem Pengumpanan Rayap


Sistem pengumpanan rayap bertujuan untuk memeberantas total koloni rayap. Sistem pengumpanan rayap ini diterapkan pada rumah jadi yang sudah terkena serangan rayap. Umpan rayap tersebut berbentuk tissue yang mengandung hexaflumoron. Rayap yang memakan tissue tersebut akan mendistribusikan makanan tersebut ke semua koloni rayap dengan cara trofalaksis. Trofalaksis rayap adalah perilaku rayap yang apabila bertemu satu sama lainnya akan saling berciuman dan menggesekkan tubuhnya. Hal ini yang menunjang sistem pengumpanan rayap sehingga koloni rayap tersebut dapat diberantas tuntas sampai pada ratunya.


Kedua sistem pengendalian rayap memiliki tujuan yang sama yaitu membasmi rayap namun berbeda dalam penerapannya.

Rayap dalam satu koloni memiliki beberapa tugas yaitu :

1. Rayap reproduktif (raja dan ratu rayap)

Jika diperhatikan pada awal musim hujan banyak laron (rayap kasta reproduktif) yang beterbangan keluar sarangnya dan mengelilingi lampu. Aktivitas tersebut merupakan pengaruh adanya perubahan di dalam sarang (koloni) rayap.

Laron yang terbang secara acak dan berkelompok akan berusaha melepaskan sayapnya dengan jalan menggoyang-goyangkan tubuhnya dan menggerak-gerakkan sayap seperti mau terbang. Ketika sayap telah lepas aktivitas kawin akan dimulai. Sering terlihat pasangan laron yang berjalan beriringan. Laron betina berjalan di depan dan laron jantan mengikuti di belakangnya. Pasangan laron tersebut akan mencari tempat yang cocok untuk dijadikan sarang guna membangun koloni baru (proses kopulasi awal).


Beberapa jenis rayap seperti Kalotermes melakukan kopulasi setelah 10 - 12 hari, jenis Coptotermes 1 -3 hari, sedangkan jenis Macrotermes 3 - 8 hari. Setelah proses awal berjalan, ratu rayap mulai bertelur menghasilkan koloni rayap-rayap baru untuk memperbesar koloni. Ada hal unik yang terjadi pada ratu rayap yaitu umurnya bisa mencapai 20 tahun bahkan 50 tahun lebih lama dibandingkan dengan umur raja rayap. Ukuran badan ratu rayap pun lebih besar (khususnya bagian abdomen / perut) dibandingkan dengan ukuran badan raja rayap.


2. Rayap pekerja : bertugas untuk mencari makanan

Salah satu perilaku rayap adalah aktivitas jelajahnya untuk mencari makanan. Jika kita lihat ke bagian dalam sarang rayap ditemui lorong sempit yang berfungsi sebagai jalan untuk mencari makanannya. Ketika melakukan penjelajahannya, rayap cenderung akan menyembunyikan diri dan tidak senang dengan cahaya serta hidup dalam liang kembara. Sifat seperti ini disebut kriptobiotik.

Setiap jenis rayap memiliki perbedaan wilayah jelajah yang dipengaruhi oleh karakteristik rayap, kualitas habitat dan kemampuan bergerak (mobilitas) rayap. Semakin banyak sumber makanan yang tersedia di tempat hidupnya, wilayah jelajah rayap menjadi lebih sempit. Berbeda dengan tempat tinggal yang jarang sumber makanannya, rayap akan bergerak menjelajah ke tempat yang lebih luas. Karena itu tidak mengherankan jika rayap bisa beraktivitas jauh dari sarang utamanya (koloninya). Di lapangan sering ditemukan adanya serangan rayap di gedung bertingkat sampai lantai 40 padahal sarag rayap berada jauh di bawah gedung.

Rayap dapat membentuk jalur / semacam terowongan untuk naik ke atas rumah melalui celah dinding / pondasi, kusen, pipa air dan kabel listrik. Rayap dapat mengikuti jalur kabel listrik di dalam rumah / di gedung untuk mencari makanannya yaitu kayu atau yang mengandung selulosa. Aktivitas rayap akan dapat terdengar jelas pada malam hari ketika memakan kayu.


3. Rayap prajurit : bertugas untuk melindungi koloni rayap dari serangan luar seperti semut dll.

Ada tiga kelompok yang menjadai musuh alami rayap yaitu predator, parasit dan patogen. Dalam siklus hidupnya, ketika laron terbang keluar sarang merupakan saat yang rentan diserang predator dan parasit. Predator yang menyerang laron ketika terbang diantaranya burung pemakan serangga, kelelawar pemakan serangga dan capung. Selain itu, pemangsa lainnya berupa katak dan ikan. Ketika laron mendarat di permukaan tanah pun tidak lepas dari serangan predator seperti semut, kumbang, kalajengking dan laba-laba. Semut merupakan predator yang cukup ganas meyerang rayap hingga ke dalam sarang rayap. Predator rayap juga bisa berbentuk mamalia besar seperti trenggiling, tupai, landak dan beruang yang mampu membongkar sarang rayap.

Predator rayap sering melakukan penyamaran kimiawi ketika melakukan penetrasi ke sarang rayap. Contohnya serangga predator rayap yang memiliki banyak kelenjar untuk menghasilkan senyawa alkohol alifatik 3 oktanol dan 2 undekanol.

Senyawa tersebut mampu menghambat rayap melepaskan senyawa peringatan dininya ketika predator memasuki liang kembara di dalam sarang rayap. Predator semut mampu menghasilkan suatu senyawa dari mandibelnya yang menyebabkan rayap tidak bisa mengenali pemangsanya.

Ada juga beberapa jenis patogen yang mampu mematikan rayap walaupun masih dalam skala laboratorium. Patogen tersebut diantaranya jamur patogenik.

Keberadaan koloni rayap akan memberikan keuntungan terhadap lingkungan. Aktivitas mereka sangat berpengaruh terhadap komposisi mineral (kalsium, silika, besi, magnesium, dan alumunium), bahan organik, nitrogen, infiltrasi air dan produksi metana. Namun, masalah bisa muncul ketika rayap membangun sarangnya di permukaan tanah.

Dapat dikatakan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal jenis-jenis serangga yang umum kita sebut rayap. Sebutan lain yang juga umum adalah semut putih. Di Sumatera digunakan istilah anai-anai di Jawa rangas, sedangkan beberapa jenis rayap di daerah Jawa Barat disebut rinyuh, sumpiyuh. Bergantung jenisnya, panjang tubuh rayap berkisar di antara 4 - 11 mm, dan umumnya individu-individu rayap yang tak bersayap berwarna keputih-putihan. Dari sini muncul nama “semut putih”.

Di antara jenis-jenis rayap banyak yang mirip satu sama lain sehingga bagi mereka yang belum terlatih, agak sulit membedakannya, kecuali beberapa jenis yang umum seperti rayap kayu kering (Cryptotermes) yang menghuni dan makan kayu kering, dan rayap subteran (seperti Macrotermes) yang sarang koloninya umumnya terdapat dalam tanah lembab, dengan ukuran tubuh relatif besar.

Penampilan rayap memang mirip semut. Tetapi perbedaannya cukup banyak, bahkan semut merupakan salah satu musuh utama dari rayap. Dari segi sistematika/filogenetika semut mendekati golongan lebah, sehingga kedua serangga ini dicakup dalam Ordo Hymenoptera  (bersayap selaput).

Rayap adalah serangga kecil yang sepintas mirip dengan semut. Rayap ini dapat hidup berkoloni dan membangun sarang untuk tempat tinggalnya. Ukuran tubuh rayap rata-rata 3 mm. Tubuh rayap terdiri dari 3 bagian yaitu tagmata kepala, thorax dan abdomen (perut). Rayap terdiri dari beberapa kasta yaitu kasta pekerja, prajurit dan ratu. Kasta pekerja bertugas membangun sarang dan mencari makanan.Sedangkan kasta prjurit bertugas mempertahanankan koloni rayap dari serangan musuh.

Rayap adalah jenis serangga sosial daerah tropis dan subtropis. Makanan utama rayap adalah kayu dan bahan yang mengandung selulosa. Rayap sangat berperan dalam siklus unsur penting di alam yaitu nitrogen dan karbon. 

Rayap mampu memakan kayu atau bahan yang mengandung selulosa. Padahal manusia tidak mampu mencernanya. Namun rayap mampu mengurai dan menyerapnya.

Jenis rayap coptotermes curvignatus Holmgren
Salah satu jenis rayap yang sering ditemukan adalah jenis rayap coptothermes curvignatus holmgren. Rayap ini sebagian besar menyerang tanaman perkebunan seperti kelapa, karet, kelapa sawit dan kakao. Rayap coptotermes curvignathus Holmgren termasuk jenis subteran dari famili Rhinotermitidae. Mereka hidup di dalam tanah yang banyak mengandung bahan berlignoselulosa seperti kayu yang telah mati atau membusuk.

Rayap perusak ini merupakan jenis yang jenis yang menyerang tanaman karet yang masih hidup. Bahkan rayap jenis ini menyerang kebun tanaman buah seperti pepaya, durian, mangga, apel dan anggur serta pinus.

Tanaman yang terserang rayap jenis coptotermes curvignathus holmgren secara kasat mata masih terlihat hidup. Namun, tanaman tersebut sebenarnya sudah memiiki kekuatan untuk menahan tiupan angin yang besar sehingga mudah tumbang.

Nah, jenis rayap inilah yang sering menimbukan kerusakan baik di rumah, ruko, kantor dll. Yang diserang rayap jenis ini antara lain peralatan yang terbuat dari kayu seperti kusen, pintu, jendela, kitchen set dll. Termasuk juga gypsum, buku, foto dll.

Cara yang diterapkan untuk menangani jenis rayap ini adalah dengan sistem pengumpanan rayap. Dimana umpan rayap dipasang di jalur rayap aktif sampai koloni rayap tereliminasi total. Masa eliminasi total ini berkisar antara 3 - 6 bulan. Seperti yang telah dijelaskan di atas tentang sistem pengumpanan rayap maka jenis rayap coptothermes inilah yang sering dijumpai di rumah-rumah dan dapat diberantas dengan sistem pengumpanan rayap.


Demikianlah sekilas info mengenai rayap dan cara pemberantasannya.

Semoga bermanfaat.


Salam,


CV Jakarta Inti Nusa
Jasa Anti Rayap dan Pest Control

Mobile : 0813 8650 1642

Rayap Serangga Sosial



Rayap adalah serangga sosial anggota infraordo Isoptera, bagian dari ordo Blattodea (kecoa) yang dikenal luas sebagai hama penting kehidupan manusia. Rayap bersarang di dan memakan kayu perabotan atau kerangka rumah sehingga menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi. Rayap masih berkerabat dengan semut, yang juga serangga sosial. Dalam bahasa Inggris, rayap disebut juga "semut putih" (white ant) karena kemiripan perilakunya.

Sebutan rayap sebetulnya mengacu pada hewannya secara umum, padahal terdapat beberapa bentuk berbeda yang dikenal, sebagaimana pada koloni semut atau lebah sosial. Dalam koloni, rayap tidak memiliki sayap. Namun, beberapa rayap dapat mencapai bentuk bersayap yang akan keluar dari sarangnya secara berbondong-bondong pada awal musim penghujan (sehingga seringkali menjadi pertanda perubahan ke musim penghujan) di petang hari dan beterbangan mendekati cahaya. Bentuk ini dikenal sebagai laron atau anai-anai.

Jika kita mengamati seekor semut atau seekor lebah, secara morfologik tampak batas yang jelas antara bagian "dada" (toraks) dan "perut" (abdomen), bahkan pada beberapa jenis lebah batas ini demikian mencolok sehingga menggenting (dengan pinggang yang sangat kecil). Pada jenis-jenis rayap, batas antara toraks dan abdomen kurang jelas, atau secara awam kita katakan "rayap tidak memiliki pinggang yang ramping". Individu bersayap yang lazim disebut laron (atau sulung, alata, alates ), memiliki sepasang sayap yang dalam keadaan diam cara melipatnya memanjang lurus ke belakang, seperti halnya jenis-jenis belalang dan lipas  berbeda dengan Hymenoptera yang terlipat dalam beberapa simpul, sebelum memanjang ke belakang. Bedasarkan tekstur dan struktur sayap maka rayap digolongkan dalam satu ordo tersendiri yaitu Isoptera (bersayap sama).

Dari perilaku hidupnya, perbedaan utama antara rayap dengan semut adalah, semut mencari makan lebih "terbuka", sedangkan rayap selalu "tertutup", menutup jalur-jalur kembaranya dengan bahan-bahan tanah. Perkembangan hidup rayap adalah melalui metamorfosa hemimetabola , yaitu secara bertahap, yang secara teori melalui stadium (tahap pertum­buhan) telur, nimfa dan dewasa. Walaupun stadium dewasa pada serangga umumnya terdiri atas individu-individu bersayap (laron), karena sifat polimorfismenya maka di samping bentuk laron yang bersayap, stadium dewasa rayap mencakup juga kasta pekerja yang bentuknya seperti nimfa yang berwarna keputih-putihan, dan kasta prajurit yang berbentuk khusus dan berwarna lebih kecoklatan. Sedangkan pada semut perkembangannya adalah holometabola, yaitu melalui tahap-tahap pertumbuhan telur, larva, nimfa dan dewasa (alates dan pekerja yang tak bersayap).

Sistem Pengumpanan Rayap

Sistem pengumpanan rayap bertujuan untuk memeberantas total koloni rayap. Sistem pengumpanan rayap ini diterapkan pada rumah jadi yang sudah terkena serangan rayap. Umpan rayap tersebut berbentuk tissue yang mengandung hexaflumoron. Rayap yang memakan tissue tersebut akan mendistribusikan makanan tersebut ke semua koloni rayap dengan cara trofalaksis. Trofalaksis rayap adalah perilaku rayap yang apabila bertemu satu sama lainnya akan saling berciuman dan menggesekkan tubuhnya. Hal ini yang menunjang sistem pengumpanan rayap sehingga koloni rayap tersebut dapat diberantas tuntas sampai pada ratunya.

Injeksi rayap




Rayap kayu kering mampu menyerang melalui beberapa cara sebagai berikut :
1. Kayu terlebih dahulu diserang oleh rayap lain dan letaknya berdekatan.
2. Melalui laron (kasta rayap reproduktif) yang terbang keluar dari sarangnya dan hinggap di kayu yang tidak terlindungi. Di kayu tersebut, laron akan menetap dan berkembang biak untuk membangun koloni baru. Walaupun menyerang komponen kayu pada bangunan, mereka tidak akan menyerang barang berlignoselulosa lainnya seperti arsip, buku, atau lukisan.

Family Termitidae memiliki beberapa jenis rayap yang sering merusak bangunan, diantaranya Microtermes Spp, Macrotermes, dan Odontotermes Spp. Ketiga jenis rayap perusak tersebut merupakan jenis rayap tanah. Tingkat serangan rayap ini tidak seganas serangan rayap kayu basah atau subteran (Coptotermes Curvignathus). Rayap dari family Termitidae biasanya bersarang di dalam tanah, terutama yang dekat dengan bahan yang banyak mengandung selulosa seperti kayu, timbunan sampah organik, humus, atau serasah.

Rayap merupakan salah satu spesies dari kelas insekta yang memiliki bentuk seperti semut yang lebih dikenal dengan sebutan semut putih atau anai-anai atau rinyuh.Rayap ini dikenal sebagai hama, tidak banyak orang yang tahu manfaat dari rayap ini yang menguntungkan untuk manusia.

Di dunia ini rayap memiliki 3.000 spesies dan yang hidup di Indonesia sekitar 200 spesies. Salah satunya adalah rayap tanah yang mudah diketahui karena bangunan sarangnya yang unik. Bentuk sarang rayap tanah ini seperti gundukan tanah atau bukit kecil yang ukurannya beragam tergantung umur kolonirayap yang hidup di dalamnya. Konstruksi sarang tersebut sangat kokoh dan tahan terhadap hujan dan panas matahari. 

Koloni rayap dapat menembus tembok / dinding rumah agar bisa naik dari pondasi sampai ke atap rumah. Tujuannya adalah untuk mencari makanan. Dala video di atas terlihat gundukan tanah yang dibangun oleh koloni rayap untuk menjadi terowongan / jalur masuk dalam suat bangunan / rumah.

Terlihat jelas bahwa satu koloni rayap itu berjumlah sangat banyak dan sulit dihitung. Koloni rayap terdiri dari 4 jenis rayap yaitu rayap tipe pekerja, prajurit, raja dan Ratu. Dalam hal ini yang bertugas mencari makanan adalah jenis rayap pekerja. Cara untuk memberantas koloni rayap yang sudah naik ke dalam bangunan adalah dengan sistem pengumpanan rayap. Dengan sistem pengumpanan rayap ini diharapkan koloni rayap tersebut dapat dieliminasi sampai tuntas sampai ke ratunya. Sistem pengumpanan rayap ini memnag memakan waktu yang agak lama. Biasanya dapat dieliminasi total sekitar 3 sampai 6 bulan.

Sistem Injeksi Rayap

Sistem injeksi rayap ini bertujuan untuk mencegah naiknya rayap melalui dinding pondasi rumah. Sitem injeksi ini sangat cocok diterapkan untuk rumah yang masih dalam tahap pondasi agar chemical anti rayap dapat masuk langsung ke dalam tanah. Dengan sistem injeksi rayap yang diterapkan untuk rumah yang masih dalam tahap pondasi ini bisa diberikan garansi yang cukup lama (5 tahun). 

Sedangkan untuk rumah yang sudah jadi dan belum terkena rayap maka dapat dilakukan sistem injeksi rayap dengan cara pengeboran di sekeliling pondasi. Pengeboran tersebut dilakukan sampai ke dalam tanah agar chemical anti rayap dapat membentengi dinding pondasi dari serangan rayap. Diameter lubang bor sekitar 1 cm dan apabila sudah diberikan chemical anti rayap dapat ditutup kembali dengan semen.

Sistem Pengumpanan Rayap

Sistem pengumpanan rayap bertujuan untuk memeberantas total koloni rayap. Sistem pengumpanan rayap ini diterapkan pada rumah jadi yang sudah terkena serangan rayap. Umpan rayap tersebut berbentuk tissue yang mengandung hexaflumoron. Rayap yang memakan tissue tersebut akan mendistribusikan makanan tersebut ke semua koloni rayap dengan cara trofalaksis. Trofalaksis rayap adalah perilaku rayap yang apabila bertemu satu sama lainnya akan saling berciuman dan menggesekkan tubuhnya. Hal ini yang menunjang sistem pengumpanan rayap sehingga koloni rayap tersebut dapat diberantas tuntas sampai pada ratunya.

Rayap Coptothermes




Rayap dikenal sebagai serangga sosial yang berukuran kecil smpai sedang dan hidup dalam koloni. Satu koloni rayap terdiri dari kasta reproduktif yaitu ratu dan raja rayap, kasta prajurit dan kasta pekerja. Hamor semua jenis rayap tanah memiliki kasta pekerja yang bentuknya hampir mirip satu sama lainnya, sehingga bila identifikasi rayap menggunakan kasta ini sangat sulit. Pada umumnya pengenalan jenis rayap menggunakan kasta prajuritkarena hampir semua jenis rayap memiliki prajurit yang bentuknya berbeda.

Pengetahuan mengenai keragaman genetik rayap sangat penting untuk mengetahui keragaman populasi rayap yang merupakan informasi awal untuk tindakan pengendalian. Tingkatan keragaman genetik rayap akan memberikan kejelasan menegai dasar genetikbagi respon seleksi yang terjadi pada serangga terutama terhadap berbagai kondisi lingkungan. Oleh karena itu informasi mengenai keragaman genetik merupakan informasi dasar dan penting yang harus diketahui terlebih dahulu sebelum upaya pengendalian dilakukan.

Rayap merupakan bagian yang sangat penting di dalam daur ulang nutrisi tanaman melalui proses disintegrasi dan dekomposisi material organik dari kayu dan tanaman. Namun rayap seringkali merusak kayu sebagai bahan dari konstruksi bangunan dan material berselulosa lainnya di dalam bangunan gedung atau rumah. Rayap bisa juga menyerang pohon dan tanaman hidup sehingga menjadi hama yang merugikan.

Serangan rayap pada bangunan merupakan masalah yang merugikan. Kerusakan yang ditimbulkan oleh rayap tidak terjadi sekaligus melainkan secara perlahan-lahan koloni rayap menggerogoti kayu dan bahan berselulosa lainnya di dalam bangunan. Gangguan inilah yang menjadikan rayap sebagai hama yang merugikan.

Oleh karena itu serangan rayap dapat mencapai bagian yang tinggi pada bangunan bertingkat. Jenis rayap yang dapat naik sampai bangunan tinggi adalah rayap jenis Coptothermes. Pemberantas jenis rayap Coptothermes ini umunya adalah dengan sistem pengumpanan rayap. Hal ini biasanya baru disadari oleh pemilih bangunan / rumah ketika sudah terdapat jalur rayap aktif di dalam bangunan / rumahnya. Terkecuali bila belum terdapat jalur rayap aktif maka kita bisa menerapkan sistem injeksi rayap.